Fachry, anak laki-laki kami selalu memberi jawaban “PILOT” setiap kali ditanya tentang cita-citanya saat besar kelak. Jawaban itu membuat saya dan suami mulai mencari tau tentang berapa biaya yang harus kami siapkan untuk menyekolahkan anak kami di sekolah pilot.
Dan ternyata biayanya luaaarrr biasa…!!!! Kalau tahun ini saja biaya sekolah pilot di Indonesia sudah lebih dari ½ M, bagaimana dengan 13 tahun yang akan datang. Mampukah kami untuk membiayai?
Saya rasa kekhawatiran ini bukan hanya milik saya, tapi juga menjadi kekhawatiran setiap orang tua yang ingin mewariskan pendidikan terbaik untuk bekal hidup anak-anaknya kelak. Karena itu saya tulis artikel ini untuk berbagi dengan orang tua lain yang memiliki kekhawatiran yang sama.
Beberapa sumber yang pernah saya baca mengatakan bahwa biaya pendidikan akan terus meningkat setiap tahun, mengikuti tingkat inflasi. Pemerintah Indonesia sendiri sudah menetapkan sasaran inflasi hingga 5 tahun ke depan, berturut-turut mulai tahun 2017 adalah sebesar 4%; 3,5%; 3,5%; 3% dan 3% dengan deviasi 1%. (sumber: Kementerian Keuangan RI & Daftar Target Inflasi Hingga Tahun 2021)
Kita bisa ambil angka aman untuk menghitung perkiraan biaya pendidikan dengan asumsi inflasi per tahun sebesar 5%. Jadi jika biaya masuk sekolah dasar tahun ini adalah Rp 8.000.000,- maka 5 tahun yang akan datang biayanya kurang lebih sebesar Rp 10.000.000,- (kenaikan Rp 400.000,- per tahun).
Biaya pendidikan saat ini memang sangat mahal, maka tak heran jika banyak keluarga yang jauh-jauh hari sudah berpikir bagaimana bisa membiayai anak mereka hingga pendidikan tertinggi. Bahkan pemikiran ini sudah dilakukan sejak anak berusia balita, seperti yang saya alami. Yang pasti bagaimanapun harus tetap ada solusi untuk bisa memberikan pendidikan terbaik bagi anak.
Berbagai solusi muncul seiring dengan keinginan orang tua untuk menyediakan dana pendidikan bagi anak-anaknya. Mulai dari pinjaman, tabungan konvensional, asuransi pendidikan, hingga investasi emas. Namun rasanya kurang bijak jika kita gunakan dana pinjaman untuk pendidikan anak.
Bukankah dana pinjaman itu harus dibayar?
Selain itu, dana pinjaman juga tentunya menimbulkan beban baru, yaitu biaya bunga. Membiayai dana pendidikan dengan dana pinjaman justru akan mengganggu kondisi keuangan keluarga. Disaat kita bertambah tua, produktifitas menurun tetapi beban biaya yang harus kita tanggung malah bertambah. Oleh karena itu saya tidak menyarankan untuk menggunakan dana pinjaman untuk biaya pendidikan anak.
Masih ada beberapa solusi yang dapat kita gunakan untuk membiayai pendidikan anak, diantaranya:
Cara menabung ini paling banyak digunakan okleh masyarakat. Selain caranya yang mudah, beberapa bank juga menawarkan produk khusus yang dapat menggunakan nama anak sebagai pemilik rekening.
Beberapa Bank dan lembaga keuangan lain menawarkan tabungan berjangka. Konsep tabungan ini mengajarkan kita untuk disiplin menyisihkan dana untuk tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dengan cara menyetorkan dana dalam jumlah yang sama setiap bulan selama jangka waktu tertentu, sesuai kebutuhan nasabahnya.
Jika saat ini anda memiliki dana, maka dana tersebut dapat ditempatkan pada deposito untuk biaya pendidikan anak kita kelak. Cara ini dianggap cukup jitu karena deposito hanya dapat dicairkan jika sudah jatuh tempo dan bunganya relatif lebih tinggi dibanding tabungan konvensional. Kita dapat memilih jangka waktu deposito sesuai dengan kebutuhan pendidikan anak.
Saya pernah mendengar nenek saya bercerita tentang bagaimana dia mengamankan uangnya untuk kebutuhan di masa depan, yaitu dengan cara menyimpannya dalam bentuk emas dan menjual emas tersebut ketika dibutuhkan, baik untuk biaya pernikahan anak, biaya pembangunan rumah dan lain sebagainya. Mungkin cara ini juga bisa kita tiru untuk mempersiapkan dana pendidikan anak.
Kita dapat menyimpan emas karena harganya yang relatif stabil dan mudah untuk diuangkan kembali. Saran saya, usahakan untuk menyimpan emas dalam bentuk batangan dengan kadar kemurnian 99 persen. Saat ini emas tidak hanya ditemukan di toko emas, tetapi juga dibeberapa tempat seperti PT Pegadaian, PT Aneka Tambang dan bank.
Banyak masyarakat yang menganggap bahwa tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan itu sama. Pikiran itu memang tidak sepenuhnya salah, karena sekilas memang sama meskipun ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan.
Perbedaan Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan:
Dari 5 alternatif di atas, saya menjatuhkan pilihan pada alternatif ke-2, yaitu tabungan berjangka di Melania Credit Union. Nama produknya adalah TAMARA (Tabungan Masa Depan Terencana). Dengan memiliki TAMARA kami bisa tetapkan berapa dana yang hendak dikumpulkan untuk pendidikan anak-anak kami pada jangka waktu tertentu. Dan kami tinggal menyisihkan dana dengan jumlah tetap setiap bulannya sehingga keuangan keluarga kami tidak terganggu.
Masa depan pendidikan anak ada di tangan kita sebagai orang tua, jadi menabung atau melakukan investasi sejak dini memang suatu keharusan.
Kalau tidak kita mulai sekarang, kapan lagi?